ARANG AKTIF SEBAGAI PENDEGRADASI RESIDU PESTISIDA
ARANG
AKTIF SEBAGAI PENDEGRADASI RESIDU PESTISIDA
Seringkali kita jumpai di lingkungan petani penggunaan pestisida tidak dapat lepas dari
aktivitas pertanian. Penggunaan pestisida kimia oleh petani merupakan sarana
pengendalian OPT . Akan tetapi kerap kali kita jumpai dengan ada atau tidak ada OPT di lapangan pestisida tetap digunakan. Tentunya
mereka memiliki alasan masing-masing terkait dengan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida pun dianggap mudah, efektif
dan secara ekonomi juga menguntungkan. Hal tersebut mengingatkan kita betapa
tingginya penggunan pestisida di tingkat petani. Tanpa disadari penggunaan
pestisida yang demikian dapat mencemari lingkungan dan dapat meninggalkan
residu pestisida pada produk pertanian.
Dapat mencemari lingkungan karena residu pestisida
dapat mengganggu keberlangsungan organisme makro dan mikro serta merusak keseimbangan alam. Sedangkan pada
produk pertanian residu pestisida dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti
menurunnya sistem imun, gangguan fungsi ginjal dan hati, memacu pertumbuhan
kanker, metabolisme steroid, merusak fungsi tiroid, berpengaruh terhadap
spermatogenesis; terganggunya sistem hormone endokrin (hormone reproduksi) atau
yang lebih dikenal dengan istilah EDs (Endocrine Disrupting Pesticides), paraestesia, sakit
kepala, keletihan dan muntah, kerusakan sel-sel hati, sistem reproduksi, dan gangguan fungsi kerja syaraf.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh residu pestisida, adakah teknologi
yang mampu mengatasi permasalahan tersebut? Iya, perlu adanya teknologi yang
dapat menurunkan konsentrasi residu pestisida agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Hasil
penelitian Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, telah diperoleh teknologi
yang dapat menurunkan residu pestisida yang salah satunya adalah penggunaan arang aktif.
Hasil penelitian di Jepang melaporkan bahwa lahan yang diberi arang aktif
meningkatkan frekuensi bakteri fiksasi nitrogen sebesar 10-15% di Hokkaido dan
Tohoku (Honshu Utara), 36-48% di Kanto hingga Chugoku (Honshu sebelah
Timur-Barat), dan 59-66% di Kyusu. Hasil penelitian Balingtan (2009), Arang aktif dari tempurung kelapa dan tongkol
jagung meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Enterobacter sp, dan
Azotobacter sp. Arang aktif tongkol jagung pada pertanaman kubis dapat
meningkatkan populasi mikroba Citrobacter sp, Pseudomonas sp, Serretia sp,
Bacillus sp, Azotobacter sp, dan Azospirrillium sp. Beberapa bakteri tersebut termasuk bakteri pendegradasi pestisida
dan penambat nitrogen.
Penggunaan
arang aktif dalam budidaya tanaman pertanian dapat menurunkan residu pestisida
dalam tanah, air, dan produk pertanian. Arang aktif dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan hayati tanah. Arang aktif efektif dalam meningkatkan sifat
fisik tanah seperti agregat tanah dan kemampuan tanah mengikat air. Pada tanah
berliat, arang aktif dapat membantu menurunkan kekerasan tanah dan mempertinggi
kemampuan pengikatan air tanah, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan
aktivitas mikroorganisme tanah.
Rongga arang aktif sangat disukai oleh mikroba (bakteri tanah pendegradasi
dan bakteri pengikat nitrogen) sebagai tempat tinggal (rumah), sehingga
populasi mikroba tersebut menjadi meningkat dikarenakan di dalam rongga arang
aktif terdapat nutrient C dan N yang berasal dari residu pestisida. Apabila
residu pestisida masuk atau terperangkap di dalam rongga arang aktif, maka
residu pestisida tersebut akan didegradasi oleh mikroba pendegradasi sehingga
residu pestisida akan terurai/terdegradasi. Pori-pori
kecil pada karbon aktif digunakan sebagai tempat tinggal bakteri, sedangkan
pori besar dan retakan (cracks) digunakan sebagai tempat berkumpul. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arang aktif
dapat berperan sebagai shelter atau rumah untuk mikroorganisme.
Penggunaan
arang aktif dapat melalui beberapa cara antara lain melalui ameliorasi, pelapis
urea, dan sebagai filter air inlet dan outlet atau yang sering disebut sebagai
FIO yang ditempatkan pada saluran air inlet dan outlet. Arang aktif memiliki kemampuan menyerap
(imobilisasi) pulutan sehingga residu pestisida tidak terbawa aliran air karena
ditahan oleh arang aktif yang memiliki sifat menyerap tersebut.
Sumber Gambar : http://pioc-ciremai.page4.me/manfaat_arang_aktif.html
Hasil
penelitian Balingtan 2009, Arang aktif(AA) tempurung kelapa, AA tempurung
kelapa pelapis urea, AA tongkol jagung dan AA tempurung kelapa pelapis urea +
Fio pada pertanaman padi dan kubis dapat menurunkan residu insektisida
klorpirifos dan lindan pada air outlet lebih dari 50%. Arang
aktif yang berasal dari sekam padi mampu menurunkan kandungan residu pestisida
di dalam tanah hingga 70%. Pori arang aktif sebagai rumah ideal bagi bakteri
Pseudomonas sp yang berfungsi sebagai pendegradasi karbofuran hingga lebih dari
50%.
Selain fungsi arang aktif sendiri yang mampu mengurangi pencemaran
lingkungan dengan menurunkan residu pestisida, ternyata bahan yang digunakan untuk
membuat arang aktif pun adalah hasil dari pemanfaatan limbah pertanian. Limbah
pertanian yang tidak termanfaatkan dan dapat mencemari lingkungan serta
mengganggu estetika dapat diubah menjadi arang aktif yang kemudian dapat
dimanfaatkan sebagai pengendali cemaran bahan agrokimia (pestisida dan pupuk)
dan logam berat dilahan pertanian untuk kegiatan pertanian melalui ameliorasi. Namun, pemenfaatan arang dari limbah pertanian untuk kegiatan
pertanian ramah lingkungan dalam skala luas belum diterapkan dan dikenal
ditingkat petani.
Keuntungan
penggunaan arang aktif dari limbah pertanian sangat efektif mengendalikan
residu pestisida. Apabila konsentrasi residu pestisida di tanah dapat ditekan,
maka konsentrasi residu pada produk pertanian akan dapat diminimalisir. Selain
itu, tidak menimbulkan masalah baru bagi lingkungan pertanian karena mudah
terdegradasi. Mengatasi pencemaran residu pestisida dan sekaligus mengurangi
limbah pertanian. Arang aktif disenangi oleh mikroba pendegradasi sebagai
“rumah tinggalnya”. Dari proses pembakaran limbah pertanian dapat dihasilkan
bahan kimia berguna.
Pada
tahun 2015 akan terbentuk AEC sebagai
bentuk persiapan Negara ASEAN dalam menghadapi
perdagangan dunia. AEC mempunyai tujuan menciptakan ASEAN sebagai pasar
tunggal dan kesatuan basis produksi barang, jasa, factor produksi, investasi
dan modal. Diuntungkan atau malah rugikah Indonesia dengan adanya AEC? Menjadi
Negara produksi yang kemudian mengekspor atau malah banyak mengimpor? Maka dari
itu dari sekarang Indonesia harus mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi
AEC 2015.
Dengan demikian, segala sesuatunya akan
disetarakan dengan standar internasional.
Semua negara tidak mempunyai hak untuk menolak setiap perdagangan bebas
itu dengan alasan yang tidak ilmiah. Negara yang maju bisa menolak komoditas
ekspor dari Indonesia dengan alasan tingkat kualitas, kuantitas yang belum
cukup memenuhi standar. Terdapat satu telur saja lalat buah dalam satu buah
diantara beribu buah itu akan membahayakan suatu negara. Produksi pertanian
Organik pun semakin digemari oleh masyarakat dunia. Mengingat hal tersebut,
sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan menjadikan lingkungan
yang ramah terhindar dari pencemaran. Fungsi Arang aktif dan bahan yang
digunakan dari limbah pertanian memang penting sebagai salah satu usaha menuju
lingkungan yang terhindar dari polutan khususnya residu pestisida yang sering
digunakan oleh petani.
Sumber :
http://balingtan.litbang.deptan.go.id
Komentar
Posting Komentar